Jumat, 06 Oktober 2006

SPM dan SOP OBGIN DIRUMAH SAKIT


SPM dan SOP OBGIN, suatu pedoman bagi klinisi untuk melakukan pelayanan dan melakukan tindakan di bidang kebidanan dan kandungan ,  biasanya kita pilih  10 kasus terbanyak yang ditangani, di UGD, rawat jalan, rawat , menurut standar akreditasi RS  ada format khusus seperti berikut.

 
ABORTUS
 
STANDAR PELAYANAN MEDIS
No.Dokumen 
…………….
Revisi 0
Halaman 
1 dari 2
Tanggal Terbit : 
…………………
Ditetapkan, 
Direktur
Definisi
:
Adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup diluar kandungan, dan sebagai batasan digunakan kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat badan anak kurang dari 1000 gram. 
Abortus komplit:
Adalah seluruh hasil konsepsi telah keluar dari kavum uteri pada kehamilan kurang dari 20 minggu.
Abortus inkomplit:
Adalah sebagian konsepsi telah keluar dari vakum uteri, sebagian lagi masih tertinggal.
Abortus insipiens:
Adalah abortus yang sedang mengancam dimana serviks telah mendatar dan ostium  uteri telah membuka, akan tetapi hasil konsepsi masih di dalam kavum uteri.
Abortus imminens:
Adalah abortus tingkat permulaan, dimana terjadi pendarahan per vaginam ostium masih tertutup dan hasil konsepsi masih baik dalam kandungan.
Missed Abortion :
Adalah abortus dimana embrio atau fetus telah meninggal dalam kandungan sebelum kehamilan 0 minggu, akan hasil konsep seluruhnya masih tertahan dalam kandungan selama 8 minggu atau lebih.
Abortus habitualis:
Adalah keadaan dimana terjadinya abortus tiga kali berturut-turut atau lebih.
Abortus Infeksiosus:
Abortus yang mengalami infeksi
Kriteria Diagnosa
:
Ada terlambat haid atau amenorea kurang dari 20 minggu .  Pendarahan per vaginam, mungkin disertai jaringan hasil konsepsi.  Rasa sakit atau keram perut di daerah atas simpisis.
Diagnosa Banding
:
  1. Kehaliman ektopik
  2. Hipermenore
  3. Abortus mola hidatidosa
  4. Mioma uteri bertangkai

Pemeriksaan     penunjang
:
Diperlukan pada abortus imminens, abortus habitualis dan missed abortion 
a.       pemeriksaan doppler atau USG untuk menentukan apakah janin masih hidup, menentukan prognosis
b.      Pemeriksaan darah

Standar tenaga
:
Dokter Umum, Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan
Perawatan RS
:
  • Rawat inap
  • Umumnya setelah tindakan kuretage pasien abortus dapat segera pulang ke rumah. Kecuali bila ada komplikasi seperti perdarahan banyak, yang menyebabkan anemia berat atau infeksi.
Terapi

I. Abortus imminens 
a.       Istilah baring, tidur baring merupakan unsur penting dalam pengobatan karena cara ini menyebabkan bertambahnya aliran darah ke uterus dan berkurangnya rangsang mekanis.
b.      Penobarbital 3 x 30 mg sehari dapat diberikan untuk menenangkan penderita.
c.       Tokolitik
d.      Preparat progesterone 2-3x 1 tab setiap 8-12 jam
e.       Antiprostaglandin 3x500mg
II. Abortus insipiens :
Bila kehamilan >12 minggu kuret atau drip oksitosin
Methylergometrin maleat  3×1 5 hari
Amoxycicillin 4×500 5 hr
III. Abortus inkompletus
1.      Perbaiki KU
2.      Kosongkan uterus
3.      Methylergometrin maleat  3×1 5 hari
4.      Amoxycicillin 4×500 5 hr
IV. Abortus kompletus
Tidak memerlukan pengobatan khusus, hanya menderita anemis perlu diberikan sulfas ferrosus dan dianjurkan supaya makanannya banyak mengandung protein, vitamin dan mineral.
V. Missed abortion
Mengeluarkan jaringan nekrosis
Pemeriksaan faal hemostasis
  • Kadar fibrinogen normal, jaringan konsepsi dapat segera dikeluarkan.
  • Sebaiknya bila kadar fibrinogen rendah, perbaiki dulu dengan cara memberikan fibrinogen kering atau darah segar.
  • Kehamilan < 12 minggu langsung kuretase
  • Kehamilan > 12 minggu misoprostol 1 tab/ intra vaginal/tiap 6 jam/ 1hari dilanjutkan dengan drip oxytosin dan kuretase
  • Disarankan monitoring fibrinogen serum
Penyulit

Ada 3 penyulit: 
a.       Anemia
Biasanya anemia post hemorragia.  Pengobatannya adalah pemberian darah atau komponen darah.
b.      Infeksi
Kasus abortus yang datang dalam keadaan infeksi harus mendapat  payung antibiotik dulu, sebelum dilakukan evakuasi.  Sedangkan tindakan evakuasi sendiri dapat menimbulkan infeksi.  Untuk itu perlu diberikan antibiotika profilaksia.
c.       Perforasi
Merupakan komplikasi tindakan kuretase
Untuk mencegah perforasi :
  • Pemberian uterotonik
  • Kuretase secara sistematis dan lege artis.
Informed Consent

Perlu, sebelum dilakukan kuretase
Konsultasi

Tidak ada
Lama Perawatan

Pasca kuretase pasien tidak perlu dirawat,   kecuali ada komplikasi
Masa Pemulihan

Pasien abortus dapat diberikan cuti sakit paling lama 2 minggu
Output

Sembuh
PA

Jaringan konsepsi dapat dikirim ke lab, Patologi anatomi bila fasilitas memungkinkan
Otopsi

-
Referensi

 
1.      Cuningham F.G.MD,   Mac Donald P.C.MD,   Garet N.F.MD, Abortion, William Obstetric 18ed, Applenton & Large Connecticut p.489-509
2.      Jones, G.C. Jones H.W. Infertility recurret dan spontaneous abortion, In: Novak’s Textbook of Gynaecology, tenth edition, p.659-730 William & Wilkins, Baltimore/London 1961
3.      Pritchard Abortion, In:  William Obstetrics (ed by Prichard and Mac Donald 16th ed.537-618, Apleton Century Crofs, New York 1980
Wiknjosastro H. Sumapraja S, Prawirohardjo S. Kelainan dalam lamanya kehamilan In: Ilmu Kebidanan, Edisi II, hal 258-277, Yayasan Bina Pustaka, Jakarta 1981
4. lab/bag ilmu kebidanan dan penyakit kandungan RSUdr Soetomo Surabaya.Pedoman diagnosis dan terapi Edisi III 2008


 
KEHAMILAN EKTOPIK
 
STANDAR PELAYANAN MEDIS
No.Dokumen 
…………….
Revisi 0
Halaman 
1 dari 2
Tanggal Terbit : 
…………………
Ditetapkan, 
Direktur
Definisi
:
Adalah suatu keadaan dimana hasil konsepsi berimplikasi dan tumbuh diluar endometrium kavum uteri. 
Yang termasuk kehamilan ektopik adalah:
a.       kehamilan abdominasi
b.      kehamilan ampula tuba
c.       kehamilan ismus tuba
d.      kehamilan intersial tuba
e.       kehamilan ovarialal
f.       kehamilan intra ligamen
g.      kehamilan komu
h.      kehamilan serviks
Kriteria Diagnosa
:
Anamnesis 
a.       Amenorea  atau terlambat haid
b.      Timbul sinkop dan gejala abdomen akut.  Keadaan ini disebabkan pendarahan intra peritoneal yang mendadak serta terjadinya hipovolemia pada sirkulasi.
c.       Nyeri perut, terutama nyeri unilateral.  Gejala ini spesifik untuk kehamilan tuba, tetapi nyeri bisa juga bilateral, dibawah perut pada  20-25% penderita ada juga yang mengeluh nyeri bahu.  Keadaan ini timbul jika pendarahan peritoneum sudah mengiritasi diafragma.
d.      Pendarahan vagina atau sepoting.  Gejala pendarahan dan atau pendarahan bercak ini timbul hampir pada 75% kasus yang timbul 1 atau 2 minggu setelah keterlambatan haid.  Sekalipun demikian riwayat keterlambatan haid 6 – 8 minggu sebelum gejala sakit perut atau pendarahan vagina.
e.       Gejala tidak spesifik lainnya
Perasaan enek, muntah dan rasa tegang pada mammae serta kadang-kadang gangguan defekasi.
Pemeriksaan fisik:
a.       Tanda-tanda syok
  • Hipotensi
  • Takikardi
  • Pucat, ekstremiktas dingin
b.      Abdomen akuta
  • Perut tegang pada bagian bawah
  • Nyeri tekan, nyeri ketok dan nyeri lepas dari
dinding perut
Pemeriksaan Ginekologi:
  • Serviks teraba lunak, nyeri tekan dan nyeri goyang.
  • Korpus uteri normal atau sedikit membesar, kadang-kadang sulit diketahui karena nyeri abdomen yang hebat.
  • Kavum douglasi menonjol oleh karena terisi darah.
Diagnosa Banding
:
  • Methorhagia sebab kelainan ginekologik atau organik lainnya.
  • Radang panggul
  • Neoplasma ovarium ( putaran tangki, pecah, terinfeksi) dengan atau tanpa kehamilan muda.
  • Korpus luteum hemoragis
  • Appendisitis
  • Abortus iminens
Pemeriksaan     penunjang
:
a.       Pemeriksaan Laboratorium 
  • Kadar hemoglobin, leukosit
  • Tes kehamilan bila baru terganggu
  • Ditalasi
  • Kuretase.
b.      Pemeriksaan USG
Terlihat kantong gestasi di luar kavum uteri dan atau deteksi genangan cairan di kavum douglasi pada KE yang telah terganggu.
c.       Pemeriksaan Kuldosentesis
Untuk mengetahui dalam kavum douglasi ada darah.
d.      Pemeriksaan Laparoskopi
Pemeriksaan laporoskopi kelalinan KET, infeksi pelvik, kisto ovarium segera dapat dibedakan dengan jelas.
Standar tenaga
:
Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan
Perawatan RS
:
Segera dirawat
Terapi

Prinsip umum penatalaksanaan: 
a.       Segera dibawa ke rumah sakit
b.      Transfusi darah dan pemberian cairan untuk mengkoreksi anemia dan hipovolemia
c.       Operasi segera dilakukan setelah diagnosis dapat dipastikan:
  • Kehamilan di Tuba dilakukan salpingektomi
  • Kehamilan di Kornu dilakukan ovorektomi atau salpingo ovorektomia
  • Kehamilan di kornu dilakukan:
-          Historestomi bila telah berumur > 35 tahun.
-          Fundektomi bila masih muda untuk kemungkinan masih bisa dapat haid
-          Eksisi bila kerusakan pada kornu kecil dan kornu dapat direparasi.
  • Kehamilan Abdominal:
-          Bila mudah kantung dan plasenta diangkat
-          Bila besar atau susah (kehamilan abdominal lanjut), anak dilahirkan dan tali pusat dipotong dekat plasenta, plasenta ditinggalkan dan dinding perut ditutup.
Penyulit

Syok yang irreversible, perlekatan, obstruksi usus, infertilitas
Informed Consent

Perlu
Konsultasi

Bagian bedah
Lama Perawatan

Tanpa penyulit umumnya pasien pulang hari ke 6
Masa Pemulihan

Optimal 6 minggu
Output


PA

Pemeriksaan jaringan yang diangkat waktu operasi
Otopsi


Referensi

  1. Lab/bag ilmu kebidanan dan penyakit kandungan RSU dr Soetomo Surabaya.Pedoman diagnosis dan terapi Edisi III 2008
  2. Cunningham MD MacDonal PC Gamt NF Hypertensiv disorder in pregnancy. William obstetric 20th Ed 718-723, 1997
  3. Friedman E.A. Gynecology Decision making, The C.V. Mosby Company-Saint Louis­Toronto-London, 1983, p. 166-167.
  4. Russell J.B. The ethiology of ectopic pregnancy. Clin. Obstet & Gynec. 30, No. 1, 191­190: March 1987.
  5. Seppala M., Purthonen M. The Use of HCG and other pregnan4 proteins in the diagnosis of ectopic pregnancy. Clin. Obstet & gynec. 30, No. 1, ’148-154 : March 1987.
  6. Wectein L.N. Clinical diagnosa of ectopic pregnancy. Clin Obstet & Gynec., 30, No. 1, 236-244, March 1987


 
HYPEREMESIS GRAVIDARUM
 
STANDAR PELAYANAN MEDIS
No.Dokumen 
…………….
Revisi 0
Halaman 
1 dari 2
Tanggal Terbit : 
…………………
Ditetapkan, 
Direktur
Definisi
:
Adalah keadaan dimana penderita muntah-muntah yang berlebihan lebih dari 10 kali dalam 24 jam atau setiap saat, sehingga mengganggu kesehatan penderita
Kriteria Diagnosa
:
  • Muntah-muntah yang sering sekali
  • Perasaan tenggorokan kering dan halus
  • Kulit dapat menjadi kering ( tanda dehidrasi)
  • Berat badan turun dengan cepat
  • Pada keadaan yang berat timbul ikterus dan gangguan saraf.
Diagnosa Banding
:
Hepatitis dalam kehamilan
Pemeriksaan     penunjang
:
  • Urine
  • Liver fungsi
Standar tenaga
:
Dokter Umum, Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan
Perawatan RS
:
Segera
Terapi

  • Segera penderita dirawat, berikan cairan per infus ( glucose 5 – 10 % dan NaCL fisiologik)
  • Obat anti emetik, intra muskuler atau per infus.  Penderita dipuaskan sampai muntah telah berkurang, diukur jumlah muntah ( cairan yang dimuntahkan) dan cairan yang diberikan dan diuresis dalam 24 jam.  Ukur balans cairan setiap hari.
Penyulit

  • Bila tidak berat tidak ada
  • Bila berat: dehidrasi, gangguan fungsi hepat dan febris.
Informed Consent

Perlu
Konsultasi

  • Penyakit Dalam
  • Penyakit Jiwa
  • Spesialis Saraf
Lama Perawatan

  • Ringan       :  7 hari
  1. Berat          :  Tergantung dengan penyulit yang telah didapat.
Masa Pemulihan

Sampai usia kehamilan tinggal 4 minggu
Output

Baik pada umumnya kecuali yang sudah berat betul
PA

Tidak ada
Otopsi

-
Referensi

  1. lab/bag ilmu kebidanan dan penyakit kandungan RSU dr Soetomo Surabaya.Pedoman diagnosis dan terapi Edisi III 2008
  2. Cunningham MD MacDonal PC Gamt NF Hypertensiv disorder in pregnancy. William obstetric 20th Ed 718-723, 1997

1
Nama Penyakit
:
ABORTUS
2
Definisi
:
Adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup diluar kandungan, dan sebagai batasan digunakan kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat badan anak kurang dari 500 gram. 
Abortus komplit:
Adalah seluruh hasil konsepsi telah keluar dari kavum uteri pada kehamilan kurang dari 20 minggu.
Abortus inkomplit:
Adalah sebagian konsepsi telah keluar dari vakum uteri, sebagian lagi masih tertinggal.
Abortus insipiens:
Adalah abortus yang sedang mengancam dimana serviks telah mendatar dan ostium  uteri telah membuka, akan tetapi hasil konsepsi masih di dalam kavum uteri.
Abortus imminens:
Adalah abortus tingkat permulaan, dimana terjadi pendarahan per vaginam ostium masih tertutup dan hasil konsepsi masih baik dalam kandungan.
Missed Abortion :
Adalah abortus dimana embrio atau fetus telah meninggal dalam kandungan sebelum kehamilan 0 minggu, akan hasil konsep seluruhnya masih tertahan dalam kandungan selama 8 minggu atau lebih.
Abortus habitualis:
Adalah keadaan dimana terjadinya abortus tiga kali berturut-turut atau lebih.
3
Kriteria Diagnosa
:
Ada terlambat haid atau amenorea kurang dari 20 minggu .  Pendarahan per vaginam, mungkin disertai jaringan hasil konsepsi.  Rasa sakit atau keram perut di daerah atas simpisis.  Diagnosis abortus imminems ditentukan karena pada wanita hamil.
4
Diagnosa Banding
:
  • Abortus komplit
  • Abortus inkomplit
  • Abortus insipiens
  • Abortus imminens
  • Abortus missed abortion
  • Kehaliman ektopik terganggu.
5
Pemeriksaan Penunjang
:
Diperlukan pada abortus imminens, abortus habitualis dan missed abortion 
c.       pemeriksaan doppler atau USG untuk menentukan apakah janin masih hidup, menentukan prognosis
d.      Pemeriksaan kadar fibrinogen pada missed abortion.
6
Standar Tenaga
:
Dokter Umum, Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan
7
Perawatan RS
:
  • Rawat inap
  • Umumnya setelah tindakan kuretage pasien abortus dapat segera pulang ke rumah. Kecuali bila ada komplikasi seperti perdarahan banyak, yang menyebabkan anemia berat atau infeksi.
8
Terapi
:
I. Abortus imminens 
f.       Istilah baring, tidur baring merupakan unsur penting dalam pengobatan karena cara ini menyebabkan bertambahnya aliran darah ke uterus dan berkurangnya rangsang mekanis.
g.      Penobarbital 3 x 30 mg sehari dapat diberikan untuk menenangkan penderita.
II. Abortus insipiens :
Dengan kehamilan < 12 minggu yang biasanya disertai dengan pendarahan. Penanganan terdiri atas pengosongan uterus dengan segera.  Pengeluaran hasil konsepsi dapat dilaksanakan dengan kuret vakum atau dengan cunam ovum disusulkan dengan kerokan.
III. Abortus inkompletus
Disertai syok karena pendarahan, segera diberikan infus intra vena NaCl fisiologi atau cairan Ringer yang selakas mungkin dan disusul dengan darah.  Setelah syok diatasi, dilakukan kerokan pasca tindakan disuntikkan intramuskuler ergometrin untuk mempertahankan kontraksi otot uterus..
IV. Abortus kompletus
Tidak memerlukan pengobatan khusus, hanya menderita anemis perlu diberikan sulfas ferrosus dan dianjurkan supaya makanannya banyak mengandung protein, vitamin dan mineral.
V. Missed abortion
  • Kadar fibrinogen normal, jaringan konsepsi dapat segera dikeluarkan.
  • Sebaiknya bila kadar fibrinogen rendah, perbaiki dulu dengan cara memberikan fibrinogen kering atau darah segar.
  • Setelah perbaikan lakukan kuretase.
  • Tindakan kuretase pada missed abortion tidak jarang menghadapi kesulitan karena plasenta melekat erat dengan dinding uterus.  Untuk itu perlu ekstra hati-hati.
9
Penyulit
:
Ada 3 penyulit: 
d.      Anemia
Biasanya anemia post hemorragia.  Pengobatannya adalah pemberian darah atau komponen darah.
e.       Infeksi
Kasus abortus yang datang dalam keadaan infeksi harus mendapat  payung antibiotik dulu, sebelum dilakukan evakuasi.  Sedangkan tindakan evakuasi sendiri dapat menimbulkan infeksi.  Untuk itu perlu diberikan antibiotika profilaksia.
f.       Perforasi
Merupakan komplikasi tindakan kuretase
Untuk mencegah perforasi :
  • Pemberian uterotonik
  • Kuretase secara sistematis dan lege artis.
10
Informed Concent
:
Perlu, sebelum dilakukan kuretase
11
Konsultasi
:
Tidak ada
12
Lama Perawatan
:
Pasca kuretase pasien tidak perlu dirawat,   kecuali ada komplikasi
13
Masa pemulihan
:
Pasien abortus dapat diberikan cuti sakit paling lama 2 minggu
14
Output
:
baik
15.
PA
:
Jaringan konsepsi dapat dikirim ke lab, Patologi anatomi bila fasilitas memungkinkan
16
Otopsi
:
-


 
KETUBAN PECAH DINI
 
STANDAR PELAYANAN MEDIS
No.Dokumen 
…………….
Revisi 0
Halaman 
1 dari 2
Tanggal Terbit : 
…………………
Ditetapkan, 
Direktur
Definisi
:
  • Umur kehamilan lebih dari 20 minggu
  • Keluar cairan jernih dari Vagina
  • Pada pemeriksaan fisik  :  suhu normal bila tidak infeksi
  • Pada pemeriksaan obstetrik bunyi jantung janin biasanya normal.
  • Pemeriksaan inspekulo:
  1. Terlihat cairan keluar dari ostium uteri
eksternum.
b.    Kertas Nitrazin merah akan jadi biru.
Kriteria Diagnosa
:
  • Fistula vesiko vaginal dengan kehamilan
  • Stress inkontinensia
Diagnosa Banding
:
  • Pemeriksaan leukosit darah,  bila > 15.000/mm³ mungkin ada infeksi.
  • USG  :  membantu menentukan usia kehamilan, letak janin, berat janin, letak plasenta, gradasi plasenta serta jumlah air ketuban.
  • Nilai bunyi jantung janin dengan stetoskop Lacnee atau dengan fetal phone atau dengan CTG. Bila ada infeksi intra uteri atau peningkatan suhu bunyi jantung janin akan meningkat
Pemeriksaan     penunjang
:
Dokter Umum, Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan
Standar tenaga
:
Dokter umum atau dokter spesialis kebidanan dan kandungan
Perawatan RS
:
Harus dirawat di rumah sakit sampai air ketuban    berhenti atau setelah perawatan dari tindakan  terminasi kehamilan selesai 
A.    Konservatif :
  • Rawat di RS
  • Antibiotika kalau ketuban pecah < 6 jam (ampisilin atau eritromicin bila tidak tahan ampisilin).
  • Umur kehamilan < 32-34 minggu, dirawat selama air ketuban masih keluar, atau sampai air ketuban tidak keluar lagi.
  • Bila sudah 32-34 minggu masih keluar, maka pada usia kehamilan 35 minggu pertimbangan untuk terminasi kehamilan sangat tergantung pada kemampuan perawatan.  Pada usia kehamilan 34 minggu berikan steroid selama 7 hari, untuk memacu kematangan paru janin dan kalau mungkin diperiksakan kadar lesitin dan spingomeilin tiap minggu.
B.Aktif:
  • Kehamilan :  36 minggu, bila 6 jam belum terjadi persalinan induksi dengan oksitosin,
  • bila gagal à seksio sesarea.
  • Pada keadaan CPD, letak lintang seksio sesarea
  • Bila ada tanda-tanda infeksi berikan antibiotika dosis tinggi dan persalinan diakhiri.
a.       Bila pelvik skor < 5, diakhiri persalinan dengan seksio sesarea.
Bila pelvik skor >5, induksi persalinan, partus per vaginam.
Terapi

  • Infeksi
  • Kematian janin, karena infeksi atau prematuritas.
Penyulit

Untuk tindakan operatif perlu
Informed Consent


Konsultasi

  • Konservatif :  Sangat tergantung pada usia kehamilan, lamanya air ketuban keluar, keadaan umum pasien.
  • Aktif :  partus per vaginam 3- 4 hari,
Seksio sesarca :7/ hari.
Lama Perawatan

3-5 hari
Masa Pemulihan

2 minggu
Output

Sembuh total
PA

-
Otopsi

-
Referensi

  1. Standar Pelayanan Medik, PB IDI, 2002
  2. Cunninghan, Mac Donald, Cant. William Obstetrics. Eighteenth Ed. P 750-752 Appleton & Lange, 1989.
  3. Friedman, Acker, Sachs. Obstetrical Decision Making. Second Ed. P 170 Manly, Graphig Asian Edition, 1988.
  4. Kebijakan Pelayanan Obstetri & Ginekologi Lab/UPF Kebidanan & kandungan FK Unair / RSUD Dr. Soetomo Surabaya, 1982.

PERSALINAN PRETERM

 
STANDAR PELAYANAN MEDIS
No.Dokumen 
…………….
Revisi 0
Halaman 
1 dari 2
Tanggal Terbit : 
…………………
Ditetapkan, 
Direktur
Definisi
:
Persalinan neonatus pada usia kehamilan antara 22 dan 37 minggu lengkap, atau antara 140 dan 259 hari, dihitung dari hari pertama haid terakhir. 
Mayor :
-         Kehamilan multiple
-         Hidramnion
-         Anomaly uterus
-         Serviks terbuka lebih dari 1 cm pada kehamilan 32 minggu
-         Serviks mendatar kurang dari 1 cm pada kehamilan 32 minggu.
-         Riwayat abortus pada trimester II lebih dari 1 kali
-         Riwayat persalinan preterm sebelumnya
-         Operasi abdominal pada kehamilan preterm
-         Riwayat operasi konisasi
-         Iritabilitas uterus
Minor :
-         penyakit yang disertai demam
-         perdarahan per vaginam setelah kehamilan 12 minggu
-         riwayat pielonefritis
-         merokok lebih dari 10 batang/hari
-         riwayat abortus trisemester II
-         riwayat abortus trisemester I lebih dari 1 kali.
-         Pasien tergolong resiko tinggi bila dijumpai: 1 atau lebih faktor resiko mayor; atau 2 atau lebih faktor risiko minor; atau keduanya.
Kriteria Diagnosa
:
-         usia kehamilan antara 22 dan 37 minggu lengkap, atau antara 140 dan 259 hari. 
-         Kontraksi uterus (his) teratur, sedikitnya setiap 7-8 menit sekali
-         Pemeriksaan serviks berkala menunjukkan bahwa serviks telah mendatar 50-80%, atau terbuka sedikitnya 2 cm.
-         Selaput ketuban seringkali telah pecah
-         Merasakan gejala seperti : rasa kaku di perut menyerupai kaku menstruasi;rasa tekanan intrapelvis, nyeri bagian belakang
-         Mengeluarkan lendir pervaginam, mungkin bercampur darah
Diagnosa Banding
:
-         Kontraksi pada kehamilan preterm 
-         Persalinan pada pertumbuhan janin terhambat.
Pemeriksaan     penunjang
:
-         USG : Usia kehamilan, besar janin, aktifitas biofisik, cacat bawaan, letak dan maturasi plasenta, volume cairan amnion, kalainan uterus 
-         Kardiotokografi : kesejahteraan janin, frekuensi dan kekuatan kontraksi
-         Pemeriksaan berkala dilatasi/pemendekan serviks
-         Pemeriksaan surfaktan (amniosentesis)
-         Pemeriksaan diagnosis bakterial vaginosis (pH vagina, pewarnaan Gram, KOH)
-         Pemeriksaan kultur urin
-         Pemeriksaan gas dan pH darah janin
Standar tenaga
:
Dokter Umum, Dokter Kebidanan dan Kandungan
Perawatan RS
:
Semua persalinan preterm harus dirawat
Terapi

-         istirahat baring 
-         Deteksi dan penanganan terhadap factor resiko persalinan preterm
-         Pemberian obat tokolitik :
  1. Golongan beta-mimatik :
    • Salbutamol (Salbron, Salbuven):
Per infus : 20-50 µg/menit
Per oral : 4 mg, 2-4 kali/hari (untuk rumatan)
1.       
    • Terbutalin (Bricasma)
Per infus : 10-25 ug/menit (maksimal 80 ug/menit)
Subkutan : 250ug setiap 6 jam
Per oral : 5-7,5 mg setiap 8 jam (rumatan)
Efek samping : Hiperglikemia, hipokalemia, hipotensi, takikardia, iskemia miokardial, edema paru.
  1. Magnesium sulfat
Parenteral : 4-6 g/iv : pemberian bolus selama 20-30 menit infuse 2-4 g/jam (rumatan)
Efek samping : edema paru, letargia, nyeri dada, depresi pernapasan (pada ibu dan bayi)
-         Kontraindikasi penundaan persalinan
1.       
    • Mutlak : gawat janin, korioamnionitis, perdarahan antepartum yang banyak
    • Relatif : gestosis, diabetes melitus, pertumbuhan janin terhambat, pembukaan serviks lebih dari 4 cm.
-         Pemeriksaan kesejahteraan janin : USG, KTG
Cara Persalinan : janin presentasi kepala : per vaginam, dengan episiotomi lebar dan perlindungan forseps terutama pada bayi < 35 minggu.
Indikasi seksio sesaria :
-         Janin sungsang
-         Taksiran berat janin kurang dari 1500 garm
-         Gawat janin, bila syarat per vaginam tidak terpenuhi
-         Infeksi intrapartum bila syarat per vaginam tidak terpenuhi
Kontra indikasi partus per vaginam lainnya (letak lintang, plasenta previa, dll). Lindungi bayi dengan handuk hangat, usahakan suhu 36-37هC
Penyulit

Pada bayi : 
-          sindroma gawat napas
-          perdarahan intracranial
-          trauma persalinan
-          paten duktus arteriosus
-          sepsis
-          gangguan neurology
Informed Consent

Perlu, tertulis
Konsultasi

-         Dokter Spesialis Anak 
-         Dokter Spesialis kebidanan, khususnya perinatologi
-         Dokter spesialis Anestesi
Lama Perawatan

Sangat bergantung pada keadaan pasien /usia kehamilan
Masa Pemulihan

Untuk Ibu : 
Partus spontan à 3-4 hari
Seksio sesarea à 6-7 hari
Untuk Anak : sangat bergantung pada berat / keadaan janin
Output

-
PA

-
Otopsi

-
Referensi

1.      lab/bag ilmu kebidanan dan penyakit kandungan RSU dr Soetomo Surabaya.Pedoman diagnosis dan terapi Edisi III 2008 
2.      Cunningham MD MacDonal PC Gamt NF Hypertensiv disorder in pregnancy. William obstetric 20th Ed 718-723, 1997